A. Menurut Hamalik
DAFTAR PUSTAKA
http://biarpadatahu.blogspot.com/2011/04/secara-umum-langkah-langkah.html
Menurut
Hamalik, tahapan pengembangan kurikulum dibagi menjadi 7 tahapan yaitu: (1)
Studi kelayakan dan kebutuhan, (2) penyusunan konsep awal perencanaan
kurikulum, (3) pengembangan rencana untuk melaksanakan kurikulum, (4)
pelaksanaaan uji coba kurikulum di lapangan, (5) pelaksaan kurikulum, (6)
pelaksaan penilaian dan pemantauan kurikulum, (7) pelaksanaan perbaikan dan
penyesuaian.
Dari ketujuh tahapan ini ada beberapa tahapan yang memiliki
kelemahan yaitu:
·
tahap
keempat pelakasaan uji coba kurikulum dilapangan
Pelaksanaan
uji cobanya tidak merata pada seluruh sekolah yang lokasinya sulit
dijangkau, memerlukan biaya yang sangat banyak,dan juga keterbatasan tenaga
kerja dan keterbatasan fasilitas.
·
Tahap
kelima pelaksanaan kurikulum
Dalam
pelaksanaannya kadangkala tidak sesuai antara teori dan praktek dilapangan.
Contoh: dalam pelaksanaan RPP dimungkinkan dalam penyampaian materi atau
pelaksanaan pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang telah dirancang, hal ini
bisa disebabkan karena faktor waktu, guru, siswa, maupun lingkungan, dan
kebanyakan guru membuat RPP itu hanya sekedar formalitas (untuk melunasi
kewajibannya sebagai guru yang akan diserahkan kepada kepala sekolah untuk
mendapatkan tunjangan.
·
Tahap
ketujuh pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian
Kebanyakan
pengembang kurikulum setelah mengevaluasi kurikulum tidak merevisi kurikulum
tersebut melainkan membuat kurikulum yang baru, hal inilah yang membuat
kurikulum itu tidak semakin baik melainkan menimbulkan permasalahan baru.
B. Menurut Harie
Dalam
sebuah blog yang ditulis oleh Harie, mengemukakan tahapan pengembangan kurikulum
dibagi menjadi 4 tahapan yaitu: (1) merumuskan tujuan pembelajaran
(instructional objective), (2) menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar
(selection of learning experiences), (3) mengorganisasi pengalaman-pegalaman
belajar (organization of learning experiences), dan (4) mengevaluasi
(evaluating).
1. Merumuskan tujuan pembelajaran
(instructional objective)
Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang
pertama yang harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami tiga
sumber, yaitu siswa (source of student), masyarakat (source of society), dan
konten (source of content). Tahap kedua adalah merumuskan tentative general
objective atau standar kompetensi (SK) dengan memperhatikan landasan sosiologi
(sociology), kemudian di-screen melalui dua landasan lain dalam pengembangan
kurikulum yaitu landasan filsofi pendidikan (philosophy of learning) dan
psikologi belajar (psychology of learning), dan tahap terakhir adalah
merumuskan precise education atau kompetensi dasar (KD).
2. Merumuskan
dan Menyeleksi Pengalaman-Pengalaman Belajar (selection of learning
experiences)
Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam
pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan landasan
psikologi belajar (psychology of learning). Pengalaman belajar merupakan bentuk
interaksi yang dialami atau dilakukan oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Pengalaman belajar yang harus dialami
siswa sebagai learning activity menggambarkan interaksi siswa dengan objek
belajar. Belajar berlangsung melalui perilaku aktif siswa; apa yang ia kerjakan
adalah apa yang ia pelajari, bukan apa yang dilakukan oleh guru. Dalam
merancang dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar juga memperhatikan
psikologi belajar.
3. Mengorganisasi
Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning experiences)
Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak didik
untuk belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa hal
penting yang mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pandangan tentang
pendidikan, perkembangan anak didik, dan kebutuhan masyarakat. Pengorganisasian
kurikulum bertalian erat dengan tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Oleh
karena itu kurikulum menentukan apa yang akan dipelajari, kapan waktu yang
tepat untuk mempelajari, keseimbangan bahan pelajaran, dan keseimbangan antara
aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.
4. Mengevaluasi
(evaluating) Kurikulum
Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi. Evaluasi
adalah proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan dibuat
pertimbangan untuk tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang seksama adalah
sangat esensial dalam pengembangan kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai suatu
proses membuat keputusan, sedangkan riset sebagai proses pengumpulan data
sebagai dasar pengambilan keputusan.
Perencanaan kurikulum menggunakan berbagai tipe evaluasi dan riset.
Tipe-tipe evaluasi adalah konteks, input, proses, dan produk. Sedagkan
tipe-tipe riset adalah aksi, deskripsi, historikal, dan eksperimental. Di sisi
lain perencana kurikulum menggunakan evaluasi formatif (proses atau progres)
dan evaluasi sumatif (outcome atau produk).
C. Menurut
Hafni Ladjid
Hafni Ladjid dalam bukunya Pengembangan
Kurikulum mengemukakan bahwa kegiatan pengembangan kurikulum tingkat
lembaga dibagi menjadi 3 tahapan yaitu: (1) perumusan tujuan isntitusional, (2)
tahapan pengembangan setiap bidang studi, (3) pengembangan program pengajaran
dikelas.
1. Perumusan
tujuan isntitusional
Dalam tujuan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang sesuai dengan suatu lembaga pendidikan tertentu,
misalnya SMP, SMU dan lain-lainnya, adalah hal-hal yattg harus diperhatikan
bagi para fungsi lembaga pendidikan itu? Artinya, apakah sekolah tersebut
berfungsi mempersiapkan para lulusannya untuk melanjutkan ke .ienjang sekolah
yang lebih tinggi ataukah untuk mempersiapkan para lulusannya terjun ke
masyarakat dunia kerja, atau mungkin kedua-duanya dan dalam bidang apa saja.
Berdasarkan pada jawaban pertanyaan
fungsi sekolah tersebut, baru dapat dirumuskan tujuan institusional yang
terarah dan terpadu. Sekarang tentunya timbul pertanyaan sumber-sumber manakah
yang dapat dimanfaatkan untuk merumuskan tujuan institusioanl itu? Dan
bagaiamana ciri-ciri tujuan itu disebut tujuan institusional?
Sumber-sumber yang dapat
dimanfaatkan dalam merumuskan tujuan institusional sekurang-kurangnya ada tiga
sumber yang penting, yaitu tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam
Undang-undang sistem pendidikan Nasional, pandangan atau harapan masyarakat dan
dunia pekerjaan, harapan lembaga pendidikan yang lebih tinggi.
2.
Tahapan pengembangan setiap bidang
studi
Langkah-langkah yang harus ditempuh
dalam mengembangkan setiap program studi ini meliputi: (1) merumuskan tujuan
kurikuler, (2) merumuskan tujuan pengajaran, (3) menetaokan pokok bahasan/sub
pokok bahasan, (4) menyusun garis-garis besar program pengajaran, (5) menyusun
pedoman khusus.
3.
Pengembangan program pengajaran
dikelas
Pengembangan program pengajaran
dikelas khususnya di indonesia bertolak dengan suatu dasar konsep sistem.
Secara sederhana sistem itu mempunyai komponen-komponen sebagai berikut: (1)
tujuan, (2) bahan/isi, (3) metode, (4) alat, (5) evaluasi dan (6) proses.
D.
Menurut Asep Hermawan
Menurut asep hermawan dalam blognya
mengemukakan bahwa, langkah-langkah pengembangan kurikulum dibagi menjadi: (1) diagnosis
kebutuhan, (2) perumusan tujuan, (2)pemilihan dan pengorganisasian materi, (3)
pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar, (4) pengembangan alat
evaluasi.
E.
Kurikulum 2013
Kurikulum baru pendidikan di
indonesia seperti dikutip dari situs uji publik kurikulum 2013 Kemdikbud,
perubahan kurikulum baru pendidikan ini direncanakan akan mulai diterapkan di
sekolah yang ada di Indonesia pada tahun ajaran 2013/2014. Namun sebelum
ditetapkan akan dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi
Kurikulum 2013. Berikut empat tahap pengembangan kurikulum 2013:
1.
Penyusunan
Penyusunan kurikulum di lingkungan
internal Kemdikbud dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu
dan praktisi pendidikan.
2.
Pemaparan
desain kurikulum 2013
Pemaparan
desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan
yang telah dilaksanakan pada tanggal 13 Nopember 2012 serta di depan Komisi X
DPR RI pada tanggal 22 Nopember 2012.
3.
Pelaksanaan
Uji publik
Pelaksanaan uji publik guna
mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat.
4.
Penyempurnaan
Penyempurnaan dilakukan untuk
selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.
Pada tahap ketiga yaitu pelaksanaan uji publik kurikulum
2013 yang juga dibuka melalui saluran daring (on-line), masyarakat dapat
memberikan saran atau tanggapan terhadap rencana perubahan kurikulum 2013 ini
dengan mengunjungi situs uji kurikulum 2013 Kemdikbud.
Hafni Ladjid,
Pengembangan Kurikulum, Ciputat:
Quantum Teaching, 2005
http://jawharie.blogspot.com/2010/12/langkah-langkah-pengembangan-kurikulum.html